Selalu Ada Kesempatan Kedua dari Ruben Amorim - Manajer Manchester United Ruben Amorim membuktikan keadilan

Selalu Ada Kesempatan Kedua dari Ruben Amorim

Selalu Ada Kesempatan Kedua dari Ruben Amorim – Manajer Manchester United Ruben Amorim membuktikan keadilan dan kesetaraan adalah kunci utamanya mengendalikan ruang ganti skuad ”Setan Merah”.

Amorim bisa kapan saja menyingkirkan pemain yang kurang berkomitmen, tetapi pemain pesakitan akan diberi kesempatan tampil ketika membuktikan pembenahan diri.

Lewat performa Altay Bayindir dan Alejandro Garnacho pada laga putaran ketiga Piala FA, Minggu (12/1/2025), di Stadion Slot gacor Emirates, London, kebijakan tanpa kompromi Amorim itu seperti mereinkarnasi kemampuan terbaik kedua pemain tersebut. Tak bisa dimungkiri, Bayindir yang berasal dari Turki adalah pemain terbaik di Emirates.

Mantan kiper Fenerbahce itu mampu membalas performa yang kurang meyakinkan ketika MU disingkirkan Tottenham Hotspur dari perempat final Piala Liga Inggris, 20 Desember 2024 lalu. Kala itu, kritik kepada Bayindir amat besar karena ia kemasukan gol ”olimpico” kapten Spurs, Son Heung-min.

Performa keduanya di London pada musim ini menjadi ajang pembalasannya. Bayindir membantu MU menyingkirkan ”raja” Piala FA, Arsenal, dalam adu penalti dengan skor 5-3. Selama 120 menit, Bayindir melakukan enam penyelamatan dari gempuran konstan tim tuan rumah sehingga laga berakhir sama kuat, 1-1.

Terlepas dari gol penyama kedudukan yang dihasilkan bek Arsenal, Gabriel Magalhaes, pada menit ke-63, Bayindir tidak bisa berbuat banyak. Sebab, bola lebih dahulu mengenai kaki Matthijs De Ligt sebelum menuju gawangnya.

Setelah itu, Bayindir tampil heroik. Ia menepis sepakan penalti gelandang sekaligus kapten Arsenal, Martin Odegaard, pada menit ke-72.

Satu penyelamatan fantastis Bayindir lainnya tercipta pada menit ke-76. Ia menepis bola sundulan Declan Rice dengan tangan kanannya di muka gawang MU. Merujuk data Opta, peluang Rice itu memiliki 0,49 expected goal (xG). Artinya, peluang gol nyaris 50 persen.

Performa man of the match Bayindir dipastikan melalui penyelamatan penalti atas tendangan Kai Havertz yang menjadi eksekutor kedua Arsenal dalam drama adu penalti. Ia meraih itu, meskipun tiga penendang Arsenal lainnya, yaitu Odegaard, Rice, dan Thomas Partey, mampu menjalankan tugas dengan baik.

”Si Meriam” tersingkir dari kompetisi favorit mereka karena lima eksekutor MU tampil sempurna. Mereka adalah Bruno Fernandes, Amad Diallo, Leny Yoro, Lisandro Martinez, dan Joshua Zirkzee.

”Kehidupan sebagai pesepak bola memiliki putaran dan momen. Terkadang, dalam satu pekan, hidup Anda bisa berubah dan itu bisa disaksikan kepada Altay (Bayindir). Melawan Tottenham, semua orang menghujat Altay dan saya memahami itu, tetapi hari ini ia adalah pahlawan kami,” tutur Amorim kepada BBC.

Amorim memuji kerja keras yang selalu ditunjukkan Bayindir untuk mendapat kesempatan kembali bermain untuk MU. Di musim ini, Bayindir baru bermain empat laga. Berkat komitmen untuk bangkit itu, Amorim pun tidak ragu memilih Bayindir untuk mengawal gawang Setan Merah di Emirates.

Bayindir mengakui, dirinya tidak memedulikan minimnya menit bermain di MU. Hal terpenting bagi dia adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sebab, kata Bayindir, kesempatan bermain itu akan datang seiring berjalannya waktu.

”Anda harus siap setiap menit, setiap detik. Jika menjadi pemain MU, kami harus selalu siap. Saya bekerja, sabar, dan tulus ingin membantu tim luar biasa ini. Saya ingin membuat semua orang di klub senang,” katanya dilansir laman resmi MU.

Bayindir juga mengakui peran besar Amorim untuk meningkatkan performanya. Menurut dia, Amorim adalah sosok yang terbuka dan selalu berbicara dengan seluruh pemain MU untuk menyampaikan ide-idenya untuk meningkatkan performa individu pemain serta tim.

”Kami mencintainya. Ia selalu berusaha yang terbaik. Ia memiliki hubungan sangat baik dengan pemain. Kami saling percaya,” ucap Bayindir yang didatangkan MU pada musim panas 2023.

Kembalinya Garnacho

Serupa dengan Bayindir, Garnacho juga membuktikan peran krusialnya untuk MU. Dengan gaya bermain transisi cepat ala Amorim, Garnacho memiliki kemampuan yang sangat mujarab untuk menaklukkan pertahanan lawan.

Pemain asal Argentina itu memiliki kecepatan, kemampuan dribel, hingga kemauan untuk berduel dengan bek lawan. Satu kekurangan Garnacho adalah pengambilan keputusannya yang terkadang masih belum tepat.

Di Emirates, Garnacho kembali dipercaya main sejak sepak mula. Ia menemani Bruno Fernandes sebagai salah satu gelandang serang yang menopang penyerang tunggal, Rasmus Hojlund.

Laga itu adalah kali pertama Garnacho main dari menit awal sejak ditepikan Amorim pada duel derbi Manchester kontra Manchester City, 15 Desember lalu. Setelah itu, pemain berusia 20 tahun itu hanya menjalani peran cameo pada empat laga MU di Liga Inggris menghadapi Bournemouth, Wolverhampton Wanderers, Newcastle United, dan Liverpool karena bermain di pengujung babak kedua.

”Hukuman” yang diberikan Amorim melecut semangat Garnacho. Ia memberikan asis bagi gol MU yang dicetak Fernandes pada menit ke-52. Umpan berbuah gol itu pun diawali kemenangan duel Garnacho dengan pemain Arsenal. Proses gol MU itu hanya berlangsung sembilan detik dari bola bisa direbut Garnacho hingga sepakan Fernandes menggetarkan jala gawang Arsenal.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *