Rancangan undang-undang iGaming Selandia Baru maju dengan jalur implementasi tahun 2027 – Pemerintah Selandia Baru telah mengambil langkah signifikan dalam mereformasi lanskap perjudian daring di negara tersebut. Sebuah rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan untuk melegalkan dan meregulasi pasar iGaming (perjudian daring) secara komprehensif kini sedang diproses di Parlemen, dengan jalur implementasi yang menargetkan tahun 2027. Langkah kiano88 ini menandai pergeseran besar dari pendekatan sebelumnya yang sangat restriktif, menuju model yang mengakui realitas digital sekaligus berfokus pada perlindungan konsumen dan keamanan publik.
Latar Belakang dan Dorongan Perubahan
Selandia Baru selama ini memiliki rezim hukum perjudian yang ketat. Satu-satunya penyedia yang diizinkan untuk menawarkan taruhan olahraga dan pacuan kuda secara legal adalah Tab Racing Board (TAB), sebuah badan milik negara. Namun, perkembangan teknologi dan akses internet telah membuat ratusan ribu warga Selandia Baru dapat dengan mudah mengakses situs-situs iGaming internasional yang tidak teregulasi. Kondisi ini menciptakan celah besar: konsumen tidak terlindungi, pendapatan pajak mengalir ke luar negeri, dan upaya pencegahan perjudian bermasalah menjadi hampir mustahil di ranah daring yang liar.
RUU ini lahir dari kesadaran bahwa larangan total tidak lagi efektif di era digital. Pemerintah bertujuan untuk “membawa perjudian daring keluar dari bayang-bayang” dengan menciptakan kerangka hukum yang memungkinkan persaingan yang adil, memastikan standar perlindungan yang ketat, dan mengalihkan pendapatan yang selama ini hilang kembali untuk mendanai layanan publik dan program pencegahan bahaya perjudian.
Inti dan Prinsip Utama RUU iGaming
Rancangan undang-undang ini didasarkan pada beberapa pilar utama:
-
Lisensi dan Pengawasan Ketat: Pasar akan dibuka untuk operator swasta, tetapi dengan persyaratan lisensi yang sangat ketat dari otoritas regulasi baru atau yang sudah ada (seperti Departemen Urusan Dalam Negeri). Operator harus membuktikan integritas keuangan, keandalan teknis, dan komitmen kuat terhadap praktik permainan yang bertanggung jawab.
-
Perlindungan Konsumen yang Diperkuat: Ini menjadi jantung dari kebijakan baru. RUU akan mewajibkan fitur-fitur seperti batasan setoran mandiri, verifikasi identitas yang ketat, pemantauan real-time terhadap perilaku berisiko, serta larangan total terhadap kredit untuk berjudi. Iklan dan promosi juga akan dibatasi secara ketat, terutama yang menargetkan kelompok rentan.
-
Pemisahan Pasar yang Jelas: RUU ini diperkirakan akan membedakan antara taruhan olahraga (sports betting) dan permainan kasino daring (seperti mesin slot dan permainan meja). Masing-masing mungkin memiliki aturan dan tingkat regulasi yang sedikit berbeda, dengan kemungkinan pembatasan yang lebih berat pada produk yang dianggap paling berisiko.
-
Alokasi Pendapatan untuk Manfaat Sosial: Pajak dan biaya lisensi dari industri iGaming yang baru akan dialokasikan secara khusus. Sebagian besar diarahkan untuk mendanai layanan pengobatan kecanduan judi, penelitian, program edukasi publik, serta mendukung sektor olahraga dan komunitas yang selama ini bergantung pada pendapatan dari TAB.
Jalur Menuju 2027
Target implementasi tahun 2027 bukan tanpa alasan. Periode tiga tahun ke depan akan digunakan untuk proses legislasi yang matang, termasuk pembahasan publik dan penyempurnaan RUU. Setelah disahkan, pemerintah dan regulator memerlukan waktu yang cukup untuk:
-
Membangun atau memperkuat institusi regulator dengan sumber daya dan keahlian yang memadai.
-
Menyusun peraturan turunan dan pedoman teknis yang detail.
-
Melakukan proses tender dan penilaian aplikasi lisensi secara menyeluruh.
-
Mengadakan kampanye edukasi nasional yang masif kepada masyarakat mengenai perubahan hukum dan risiko perjudian.
Tantangan dan Harapan
Rancangan ini tentu menghadapi kritik. Beberapa kelompok anti-judi mengkhawatirkan normalisasi dan peningkatan akses justru akan memperburuk masalah kecanduan. Sementara itu, calon operator mungkin mengkaji ketatnya aturan yang diusulkan. Kunci keberhasilannya terletak pada keseimbangan: menciptakan pasar yang kompetitif namun tidak agresif, menghasilkan pendapatan tanpa menjadikannya bergantung pada kerugian pemain.
Jika berhasil diimplementasikan dengan baik pada 2027, model Selandia Baru ini berpotensi menjadi contoh bagi negara lain yang berjuang mengatur perjudian daring. Langkah ini merepresentasikan transisi dari paradigma pelarangan menuju paradigma pengakuan realitas, pengendalian ketat, dan perlindungan yang proaktif untuk kesejahteraan masyarakat di era digital.
