Piala Sudirman Tetap Milik Cina – Kekuasaan Tiongkok dalam pertandingan bulu tangkis beregu campuran tidak tergoyahkan.
Korea Selatan mempunyai peluang yang bagus memenangkan Piala Sudirman 2025. Tetapi, Cina sangat kokoh sampai susah dibendung buat jadi pemenang ke- 14 kali.
Titel ke- 14 untuk regu bulu tangkis Cina diterima sehabis menaklukkan Korea Selatan, 3- 1, dalam akhir yang berjalan di depan khalayak sendiri, di alexa99 Feng Huang Gymnasium, Xiamen, Pekan( 4 atau 5 atau 2025). Tidak terdapat negeri lain yang dapat mendekati Cina dengan 14 titel dari 16 akhir itu.
Semenjak Piala Sudirman diselenggarakan di Jakarta pada 1989, cuma pada 3 penajaan awal Cina tidak mendobrak akhir. Titel pemenang pada akhir 1989, 1991, serta 1993 senantiasa direbutkan Indonesia serta Korea Selatan. Indonesia berhasil pada versi awal, kemudian Korea Selatan pada 2 versi selanjutnya.
Di Xiamen, Korea Selatan sesungguhnya mempunyai kesempatan besar buat jadi pemenang, semacam dikala terakhir kali mereka menaklukkan Cina di akhir 2017. Walaupun tunggal putra jadi titik lemas, mereka memiliki tunggal gadis no satu bumi, An Se- young, serta pemain- pemain dobel maksimum bumi.
Hendak namun, modul itu tidak lumayan kokoh buat menaklukkan Cina. Korea Selatan cuma dapat mencapai nilai dari An, pada partai kedua, alhasil akhir juga berjalan 4 partai. No dobel putra, yang awal dijadwalkan pada partai kelima, tidak jadi dimainkan.
Peperangan kencang cuma terjalin pada dobel kombinasi yang dimainkan sangat dini. Feng Yan Zhe atau Huang Dong Ping main 3 game dengan pemenang bumi 2023, Seo Seung- jae atau Chae Yu- jung, serta berhasil dengan angka 21- 16, 17- 21, 21- 15.
Perlombaan ini diwarnai kartu merah yang diserahkan penengah pada Huang di dini game ketiga sebab ia ditaksir melambatkan perlombaan. Huang melaksanakan kamar kecil break di tengah istirahat antara game kedua serta ketiga alhasil dini game ketiga diawali telanjur. Seo atau Chae, yang telah bersiap di alun- alun, wajib menunggu Huang balik. Kartu merah berdampak pemberian satu nilai untuk Seo atau Chae.
Sehabis kedua regu memberi kemenangan pada no tunggal, Korea Selatan berambisi pada dobel gadis Lee So- hee atau Baek Ha- na yang menang 5- 3 dari Liu Sheng Shu atau Tan Ning serta berhasil dalam pertemuan terakhir mereka. Tetapi, Lee atau Baek kesusahan mengalami kecekatan game Liu atau Tan, angkatan terkini dobel gadis Cina yang mendapatkan medali perak Olimpiade Paris 2024. Kemenangan 21- 14, 21- 17 Liu atau Tan membuat Piala Sudirman bertahan di Cina.
Program olahragawan muda
Terpaut Regu Indonesia, Pimpinan Aspek Pembinaan serta Hasil PP PBSI Eng Hian membagikan penilaian diamati dari 2 bagian, ialah hasil serta performa olahragawan. Hasil semifinal tidak cocok impian, terlebih Pimpinan Biasa PP PBSI Fadil Imran mengatakan sasaran akhir saat sebelum regu pergi ke Cina.
Walaupun begitu, terdapat perihal positif serta hendak ditindaklanjuti pengasuh PBSI sepulang dari Cina, ialah penampilan yang diperlihatkan pemain- pemain belia, semacam Alwi Farhan( 19 tahun), Gadis Bunga Wardani( 22), serta Mohammad Zaki Ubaidillah( 17).
Dalam 5 perlombaan yang dijalani Indonesia semenjak eliminasi tim sampai semifinal, perputaran pemeran dicoba cocok keinginan. Sebesar 19 pemeran yang pergi ke Xiamen menemukan peluang berkompetisi.
Debutan dalam regu yang belum banyak pengalaman tampak dalam BWF World Tour, ialah Zaki serta Ester Nurumi Tri Wardoyo( 20), main dikala melawan Inggris pada perlombaan awal. Alwi serta Gadis tampak bagus pada perlombaan berarti.
Alwi menaklukkan Anders Antonsen dikala Indonesia melawan Denmark dalam perampasan pemenang tim. Di semifinal, olahragawan berumur 19 tahun itu membuat posisi Indonesia serta Korea Selatan berbanding 1- 1 sehabis Indonesia kehabisan partai awal dari dobel kombinasi.
Performa pemeran pelapis tidak kurang baik. Keyakinan yang diserahkan pada mereka hasilnya bagus.
Gadis mencapai 3 kemenangan berangkaian, ialah atas Pusarla V Sindhu( India), Line Hoejmark Kjaersfeldt( Denmark), serta Pornpawee Chochuwong( Thailand), saat sebelum takluk dari tunggal gadis no satu bumi, An Se- young.
Gadis melaksanakan kedudukannya dengan bagus, ialah selaku tunggal gadis awal sehabis Gregoria Mariska Tunjung mundur dari regu sebab sakit. Zona tunggal putra juga tidak diperkuat olahragawan tua, Anthony Sinisuka Ginting, yang sedang memperbaiki luka tangan kanan.
Performa pemeran pelapis tidak kurang baik. Keyakinan yang diserahkan pada mereka, hasilnya bagus. Perbandingan Gadis dengan pemeran no satu bumi juga tidak sangat jauh. Sehabis ini, kita wajib melaksanakan penilaian, program apa yang wajib lekas dilaksanakan supaya tingkat mereka dapat lalu bertambah,” tutur Eng Hian.
Muhammad Shohibul Fikri, Daniel Marthin, serta Bagas Maulana pula menemukan peluang lebih banyak dibanding tua mereka, Dini hari Alfian atau Muhammad Rian Ardianto, di dobel putra. Dini hari atau Rian apalagi cuma main sekali kala melawan Inggris.
Walaupun begitu, senantiasa terdapat profesi rumah untuk no ini, ialah lekas melahirkan pelapis di dasar Fikri serta kawan- kawan. Dikala ini, skuad pelatnas dobel putra cuma mempunyai Dini hari atau Rian, Fikri atau Daniel, serta Bagas atau Leo Rolly Carnando yang dapat tampak dalam invitasi BWF World Tour.
Eng Hian mengatakan, profesi rumah lebih banyak terdapat pada dobel gadis serta kombinasi. Dalam 5 perlombaan di Piala Sudirman, dobel kombinasi cuma berikan satu kemenangan, itu juga dikala melawan Inggris.
Buat dobel gadis, belum terdapat harapan lagi buat tampak pada invitasi tingkat Luar biasa 500 ke atas. Programnya wajib ditingkatkan lagi ataupun mencari resep terkini,” tutur mantan pemeran dobel putra itu.
Becermin dari Piala Sudirman 2025, impian terdapat pada atlet- atlet belia buat bawa kembali Piala Sudirman pada penajaan selanjutnya.” Aku besar hati dengan regu ini. Antusias yang ditunjukkan wajib dipertahankan,” ucap Eng Hian.