Olet Perempuan Pengendali Peti Kemas dari Pelabuhan Bitung

Olet Perempuan Pengendali Peti Kemas dari Pelabuhan Bitung

Olet Perempuan Pengendali Peti Kemas dari Pelabuhan Bitung – Di balik badan mungilnya, ialah wanita awal yang melaksanakan belok boks kemas

Dibalik tubuh mungilnya, Gadis Rahmawati Wojaa( 26) memiliki daya eksklusif. Wanita yang sering disapa Olet ini sanggup mengatur” boks kemas. Beliau juga jadi wanita awal yang melaksanakan belok boks kemas langsung dari alatnya di Dermaga Bitung gali77.

Petang itu, Rabu( 7 atau 5 atau 2025), Olet sedang menggunakan busana biro alun- alun dikala menjajaki rapat dengan beberapa administrator di Halte Petikemas Bitung, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Sebagian administratur PT Dermaga Indonesia( Pelindo) Halte Petikemas, anak industri PT Pelindo( Persero), turut muncul.

Pada beberapa wartawan, Vice President Corporate Communication PT Pelindo Petikemas Suryo Khasabu kemudian mengenalkan Olet selaku operator wanita awal yang melaksanakan” rubber tyred gantry”( RTG) langsung dari alatnya. RTG yakni perlengkapan belok beroda yang berperan mengangkat, memindahkan, serta menumpuk boks kemas di zona penimbunan.

RTG pula jadi salah satu perlengkapan penting dalam dobrak memuat container dari truk ke alun- alun ataupun kebalikannya. Tidak gampang mengatur perlengkapan besar ini. Bila salah, dapat parah. Container yang bermuatan berbagai macam benda dengan berat berton- ton tidak cuma salah tempat, namun pula bisa jatuh.

Tetapi, tangan dingin Olet sanggup mengatur boks kemas lewat joy stick yang digerakkan.”( Memakai RTG) harus gunakan feeling( rasa). Aku amati kontainernya langsung( buat mengaturnya). Jika terdapat angin cepat, spreader- nya ayun. Sebab itu kadangkala menyudahi 5 ataupun 10 menit,” ucapnya.

Tidak cuma itu, tiap hari kegiatan, beliau wajib terletak paling tidak 7 jam di kabin RTG, yang luasnya cuma memuat buat seseorang. Buat mengarah kabin, wanita setinggi 154 sentimeter ini pula wajib naik tangga dengan ketinggian 24 m. Dekat 9 m di antara tangga itu apalagi wajib dipanjat.

Untuk yang khawatir ketinggian, melampaui anak tangga itu tidak gampang. Sehabis hingga di kabin, Olet kemudian melaksanakan berbagai macam tombol serta joy stick. Atmosfer di dalamnya sejuk, terdapat pendingin ruangan. Tetapi, tantangan menurutnya merupakan kala mau ke kamar mandi. Beliau wajib turun dari ketinggian.

Tiap 4 jam, aku turun makan siang serta berkemih. Tetapi, letih pula manjat serta turun tangga, ha- ha- ha…,” kata Olet yang telah 2 tahun terakhir melaksanakan RTG. Tantangan yang lain, beliau memerlukan banyak minum air putih buat tingkatkan Fokus. Sementara itu, perihal itu memicunya campakkan air kecil.

Sebab itu, saat sebelum naik( ke kabin), aku ke kamar kecil dahulu,” cakap Olet yang umumnya kegiatan di sif awal ataupun dari pagi hingga petang. Beliau pula acap kali bawa bekal supaya tidak lagi naik turun perlengkapan dikala jam makan siang. Bagaimanapun, beliau memiliki kedudukan esensial dikala dobrak memuat boks kemas di dermaga.

Sangat padat, aku sempat( bawa) 150 container per sif ataupun sepanjang 7 jam,” ucapnya. Maksudnya, tiap jam, beliau dapat mengatur” lebih dari 21 boks kemas. Di Dermaga Bitung yang melayani pengiriman benda dalam negeri serta luar negara, durasi dobrak memuat boks kemas amat berarti.

Tahun kemudian, buat pelayaran dalam negeri, durasi dobrak memuat container pada umumnya 27, 59 boks kemas per jam( box crane per hours atau BCH) di Halte Petikemas( TPK) Bitung. Ada pula buat ekspor- impor benda terdaftar 27, 08 BCH. Terus menjadi besar BCH, penampilan dobrak memuat terus menjadi baik.

Selama 2024, dobrak memuat benda di TPK Bitung pula terdata sebesar 280. 699 boks kemas dimensi 20 kaki( TEUs). Jumlah ini naik dibanding pada 2023, ialah 254. 643 TEUs. Menariknya, arus boks kemas ekspor- impor di halte pula meningkat sampai 166 persen pada rentang waktu itu.

Tahun 2023, daya muat ekspor serta memasukkan di Bitung sebesar 3. 566 TEUs, serta jadi 9. 497 TEUs pada 2024. Dari jumlah itu, sebesar 5. 026 TEUs yakni ekspor, sebaliknya 4. 471 TEUs yakni container benda memasukkan. Komoditasnya, semacam materi kertas, ikan dingin, serta olahan kelapa.

Dobrak memuat ribuan apalagi ratusan ribu boks kemas di TPK Bitung itu tidak terbebas dari 37 operator RTG, tercantum Olet yang salah satunya kalangan hawa. Mereka melaksanakan dekat 12 RTG. Tetapi, beliau tidak mendadak ahli” menaklukkan” perlengkapan raksasa itu. Terdapat cara yang jauh.

Semenjak kecil, Olet memanglah berlatih kalau wanita pula wajib kokoh.” Memanglah didikan orangtua itu separuh tentara. Dari SD( sekolah bawah), aku disuruh turut taekwondo,” cakap anak awal dari 2 berkeluarga ini. Beliau generasi Kendari, Sulawesi Tenggara, serta Nabire, Papua.

Olet serta keluarga berkembang serta besar di Bitung. Kala itu, bapaknya, Daud Wenanwojaa, bertugas di Dermaga Bitung. Beliau juga sedang menaruh ingatan dikala si papa mengajaknya memandang dobrak memuat kapal dari kejauhan. Kala itu, beliau sedang bersandar di kursi sekolah menengah awal.

Jadi, aku telah tidak asing dengan( dobrak memuat boks kemas). Ayah dahulu bos perlengkapan,” kenangnya.

Olet nyatanya menaruh keganjilan pada dermaga. Dikala kuliah, beliau memilah Metode Mesin Halu Oleo, Kendari. Dari 79 mahasiswa, cuma 3 yang wanita. Dirinya salah satunya.

Beliau apalagi sempat magang di PT Pabrik Kapal Indonesia di Makassar. Sayangnya, si papa tidak luang memandang kemajuan Olet. Pada 2021, ayahnya meninggal. Tetapi, beliau senantiasa mau menghidupkan balik ingatan bersama ayah kala di dermaga.

Pada 2022, Olet yang ahli menjajaki Magenta, program magang di industri tubuh upaya kepunyaan negeri. Beliau tersaring magang 4 bulan di TPK Bitung. Awal, beliau bertugas selaku pengawal gapura, bagian pangkal energi orang, setelah itu zona alun- alun dermaga.

Tidak lama sehabis magang, pada 2023, Pelindo membuka perekrutan pegawai. Olet juga turut dan. Beliau menempuh uji akademik, psikotes, uji kesehatan, serta uji aplikasi. Beliau diklaim lulus serta sah berasosiasi di TPK Bitung. Awal, beliau melaksanakan head truck buat bawa container.

Pada Maret 2023, Kepala TPK Bitung dikala itu, Konsisten Firdaus, membagikan tantangan kepadanya buat jadi operator RTG. Pak Konsisten menantang wanita operasikan perlengkapan. Aku ingin saja serta terpikat. Terlebih, aku telah luang( kegiatan) di head truck,” cakap Olet, yang sering mengikat rambutnya.

Beberapa operator RTG yang lebih tua mengajarinya. Mereka menemani Olet dengan cara langsung di dalam kabin.” Aku menyesuaikan diri kegiatan 2 pekan serta bisa pendampingan. Jika terdapat( tua) yang dampingin, tidak leluasa penelitian. Lebih lezat operator sendiri,” ucapnya diiringi tawa.

Mulanya, tidak gampang. Beliau sempat telanjur menumpukkan container ataupun lama memasang perlengkapan di boks kemas. Pengemudi truk yang mengangkat container apalagi sebagian kali asam kepadanya.” Jika saat ini, mereka telah demikian ini,” cakap Olet sembari membagikan jempol, tanda- tanda baik.

Beliau pula sudah mendapat Pesan Permisi Operator( SIO) Keamanan serta Kesehatan Kegiatan dari Departemen Ketenagakerjaan. Akta itu jadi sertifikat selaku operator perlengkapan bawa di dermaga. Olet wajib menempuh uji serta penataran pembibitan saat sebelum memperoleh SIO itu.

Untuk Olet, jadi operator alun- alun lebih mengasyikkan dibanding kegiatan di dalam kantor. Tuturnya, sehabis kegiatan, beliau tidak wajib mempertimbangkan kewajiban yang belum berakhir alhasil wajib dibawa kembali.” Aku pula merasa lebih adem sebab wajib menata container dengan hati- hati,” ucapnya.

Area kerjanya pula mendukungnya selaku wanita operator di alun- alun. Beliau tidak merasa dibeda- bedakan sebab tipe kemaluan. Walaupun keluarga serta temannya luang bingung serta terkejut dengan pekerjaan Olet, mereka senantiasa mendukungnya. Apalagi, mereka heran dengan kiprahnya.

Aku berambisi wanita lain memiliki kemauan buat berlatih( jadi operator perlengkapan) sebab memanglah diperlukan operator wanita,” ucap Olet yang mau tingkatkan keterampilannya selaku operator belok boks kemas( kontainer crane) dengan perlengkapan lebih lingkungan.

Vice President Corporate Communication PT Pelindo Halte Petikemas Suryo Khasabu berkata, Olet ialah wanita awal di area Pelindo Halte Petikemas yang melaksanakan RTG langsung dari alatnya. Bagi ia, ada sebagian wanita yang jadi operator RTG, tetapi dari jarak jauh.

Kedatangan Olet selaku wanita operator RTG, tuturnya, membuktikan kalau Pelindo tidak diskriminatif pria serta wanita. Di Pelindo Petikemas, lanjutnya, dari keseluruhan 7. 053 pekerja, sebesar 8 persen ataupun 565 orang merupakan wanita.

Dari 565 wanita itu, sebesar 140 orang ataupun 24, 78 persen bertugas di aspek operasional, selaku perencana pembedahan sampai operator alun- alun, yang sering diisi pekerja pria. Lebihnya, sebesar 425 wanita, bekerja di bagian bidang usaha, pangkal energi orang, serta yang lain.

Kedatangan Olet pula membuktikan dermaga itu ramah kepada wanita. Sepanjang ini, dermaga ditatap banyak kejahatan serta untuk wanita’ keamanannya’ kurang mencukupi. Sementara itu, dermaga telah beralih bentuk serta ramah buat wanita,” kata Suryo.

Selaku pintu masuk perdagangan dalam serta luar negara, tuturnya, dermaga wajib nyaman, aman, serta berstandar garis besar. Grupnya juga membuka ruang untuk wanita buat berkarier. Ketua Strategi serta Menguntungkan PT Pelindo Petikemas Rima Novianti, misalnya, merupakan wanita.

Pada prinsipnya, dikala kita membuka alun- alun profesi, tidak terdapat pembedaan bersumber pada jender. Siapa juga yang penuhi kualifikasi serta lulus, ingin pria ataupun wanita, tentu kita dapat,” ucapnya. Suryo juga berambisi timbul Olet- Olet yang terkini, wanita pemberani.

Di tengah hiruk- pikuk kegiatan dermaga yang padat jadwal serta didominasi oleh pekerja pria, seseorang wanita bernama Olet membagi stereotip lama. Beliau bersandar gagah di ruang kontrol perlengkapan berat crane, melaksanakan mesin raksasa yang memindahkan boks kemas seberat puluhan ton dengan akurasi luar lazim. Untuk Olet, profesi ini bukan cuma pekerjaan, melainkan pula panggilan batin.

Julukan lengkapnya Sri Oletawati, tetapi seluruh orang di Dermaga Tanjung Priok mengenalinya lumayan dengan panggilan” Olet”. Umurnya terkini tiba 33 tahun, tetapi beliau sudah memahat asal usul selaku salah satu otak boks kemas wanita awal di dermaga tersibuk di Indonesia.

Mendobrak Bumi Maskulin

Bumi dobrak memuat container merupakan cerang profesi yang diketahui keras, sama dengan daya raga, dan didominasi pria. Tetapi untuk Olet, tidak terdapat batasan kelamin dalam bertugas.” Aku tidak sempat merasa ini profesi pria. Sepanjang kita dapat, mengapa tidak?” ucapnya sembari mesem.

Ekspedisi Olet mendobrak bumi jantan ini tidak gampang. Beliau mengawali kariernya selaku aparat administrasi di kantor operator dermaga. Memandang alat- alat berat bekerja tiap hari memunculkan rasa penasaran serta ketertarikan yang kokoh dalam dirinya.

Aku kerap mencermati para operator mengatur crane dari jauh. Rasanya semacam mengatur raksasa dari balik layar,” kenangnya.

Memandang ketertarikannya yang besar, atasannya dikala itu membagikan peluang pada Olet buat menjajaki penataran pembibitan operator crane. Walaupun banyak yang meragukan kemampuannya, Olet malah meyakinkan kalau intensitas, akurasi, serta sensibilitas merupakan kelebihan tertentu.

Penataran pembibitan yang Tidak Main- Main

Jadi otak boks kemas bukan masalah gampang. Olet wajib lewat penataran pembibitan intensif sepanjang 6 bulan. Di era itu, beliau berlatih filosofi mekanika, keamanan kegiatan, sampai imitasi melaksanakan crane. Tiap jenjang membutuhkan Fokus besar serta kegagahan, paling utama kala wajib melaksanakan perlengkapan crane di ketinggian lebih dari 40 m.

Awal mulanya aku khawatir, ketinggian itu membuat dengkul aku bergetar,” ucap Olet.“ Tetapi aku lalu memantapkan diri. Aku tidak ingin menyudahi di tengah jalur.”

Keteguhannya menghasilkan hasil. Beliau lolos dengan angka terbaik di antara partisipan penataran pembibitan yang lain. Saat ini, Olet sudah jadi operator crane tua yang disegani, tidak cuma sebab kemampuannya namun pula sebab tindakan profesionalnya.

Bertugas dengan Akurasi serta Tanggung Jawab

Kewajiban Olet tiap harinya merupakan mengangkut serta memindahkan boks kemas dari kapal ke truk ataupun ke gundukan halte, memakai perlengkapan yang diucap ship- to- shore( STS) crane. Tiap aksi wajib akurasi, sebab satu kekeliruan kecil dapat menimbulkan kehilangan besar.

Aku wajib senantiasa fokus, terlebih dikala bagasi amat padat ataupun cuaca kurang baik,” tutur Olet.

Beliau bertugas dalam shift, kadangkala pagi, kadangkala malam. Walaupun begitu, beliau senantiasa melindungi mutu kegiatan serta keselamatannya. Dalam satu hari, beliau dapat memindahkan ratusan boks kemas dengan ketepatan besar.

Kita bertugas dalam regu, terdapat komunikator, instruktur alun- alun, serta kita seluruh silih melindungi keamanan,” imbuhnya.

Gagasan untuk Wanita Muda

Kedatangan Olet di bumi kegiatan ini membagikan gagasan untuk banyak wanita belia yang lain. Beliau kerap diundang selaku juru bicara dalam kolokium penataran pembibitan vokasi buat wanita, serta jadi ilustrasi kalau wanita pula dapat berfungsi berarti di zona peralatan serta dermaga.

Aku mau kanak- kanak wanita ketahui, kalau mereka memiliki opsi karir yang besar, bukan cuma di balik meja, tetapi pula di alun- alun semacam ini,” cakap Olet penuh antusias.

Kiprah Olet sudah menarik atensi bermacam pihak. Tahun kemudian, beliau menyambut apresiasi“ Srikandi Bahari” dari Departemen Perhubungan, atas dedikasinya dalam aspek peralatan dermaga. Apresiasi ini bukan cuma ikon hidmat, tetapi pula indikator berartinya kedudukan wanita dalam pabrik yang sepanjang ini dikira khusus buat pria.

Tantangan serta Harapan

Walaupun sudah meyakinkan kemampuannya, Olet membenarkan tantangan senantiasa terdapat. Salah satunya merupakan stigma sosial. Tidak tidak sering beliau menemukan pendapat miring mengenai profesinya yang dikira“ tidak layak” buat wanita.

Dahulu terdapat yang bilang, aku sangat keras, sangat pria. Tetapi aku tidak hirau. Aku senang dengan apa yang aku jalani,” ucapnya jelas.

Beliau berambisi ke depan, hendak terdapat lebih banyak wanita yang terpikat serta diberi ruang di pabrik ini.“ Kuncinya merupakan penataran pembibitan yang inklusif serta adat kegiatan yang kooperatif,” tambahnya.

Olet pula mendesak perusahaan- perusahaan peralatan serta dermaga buat membuka lebih banyak kesempatan untuk wanita, bagus dalam penataran pembibitan, penempatan, ataupun tahapan karir.

Penutup

Olet merupakan fakta jelas kalau wanita sanggup berdiri sekelas dengan pria, apalagi di sektor- sektor kegiatan yang sepanjang ini diketahui berat serta penuh resiko. Dengan antusias, kegagahan, serta pengabdian besar, beliau sudah membuka jalur untuk angkatan wanita selanjutnya buat tidak ragu berjalan.

Di atas ketinggian crane, di antara hiruk- pikuk dermaga, Olet jadi ikon impian— kalau pergantian dapat diawali dari satu orang yang berani mengutip tahap awal.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *