Menguasai Pandangan Kontroversial Ronaldo mengenai Ballon d’ Or

Menguasai Pandangan Kontroversial Ronaldo mengenai Ballon d’ Or

Menguasai Pandangan Kontroversial Ronaldo mengenai Ballon d’ Or – Apakah betul Ballon d’ Or sudah kehabisan angka semacam yang dikatakan.

Penyerangan idola Portugal, Cristiano Ronaldo, bawa perbincangan Ballon d’ Or lebih dari semata- mata kompetisi antara Lamine Yamal serta Ousmane Dembele. kiano88 5 kali akseptor beker apresiasi pemeran terbaik di bumi itu telah masuk ke ranah akar. Menurutnya, Ballon d’ Or telah kehabisan angka akhir- akhir ini.

Perbincangan juara Ballon d’ Or versi berikutnya memanas seusai semifinal Aliansi Nasional Eropa antara Spanyol serta Perancis, Jumat kemudian. Yamal balik diunggulkan dalam perbincangan sehabis berhasil mengantar Spanyol ke akhir dengan donasi 2 berhasil. Dembele memudar bersama kekalahan Perancis.

Bertepatan, Spanyol hendak berdekatan dengan Portugal di partai pucuk. Portugal dipandu Ronaldo, simbol Ballon d’ Or pada era ke- 21. Tidak banyak yang lebih berkuasa menanggapi apresiasi orang itu dibanding dengan dirinya. Ronaldo juga dimohon berpendapat mengenai siapa yang lebih layak berhasil pada versi berikutnya.

Ronaldo nyatanya tidak memilah Yamal atau Dembele, cuma membagikan petunjuk mengenai wujud yang sebaiknya berhasil.” Siapa juga yang berhasil wajib terletak di regu pemenang. Juara Ballon d’ Or sepatutnya berawal dari regu yang memenangkan Aliansi Champions. Apresiasi itu sudah kehabisan nilainya,” tuturnya, Sabtu( 7 atau 6 atau 2025) Wib.

” CR7”, panggilannya, merujuk pada Dembele selaku juara Aliansi Champions terakhir bersama Paris Saint- Germain. Yamal cuma sukses bawa Barcelona hingga ke semifinal invitasi terbanyak se- Eropa itu. Ronaldo tidak berubah- ubah dengan perilakunya yang sempat dikatakan dalam perbincangan peraih Ballon d’ Or lebih dahulu.

Tahun kemudian, Ballon d’ Or dimenangi oleh gelandang Manchester City, ialah Rodri. Ia ditaksir pantas berhasil sehabis sanggup mengantar Spanyol berhasil di Piala Eropa 2024. Calon lain, penyerbu Real Madrid, Vinicius Baru, cuma finis di antrean kedua pemungutan suara meski berkedudukan juara Aliansi Champions.

Bagi Ronaldo, Vinicius lebih layak berhasil.” Hasil itu tidak seimbang. Aku berkata ini di depan seluruh orang. Mereka memberikannya pada Rodri. Ia layak pula, namun mereka sepatutnya membagikan itu buat Vinicius yang sukses memenangkan Aliansi Champions serta mengecap berhasil di akhir,” ucapnya pada Desember kemudian.

Statment terkini Ronaldo kira- kira kontroversial. Mengenang tidak seluruh beker Ballon d’ Or kepunyaannya dicapai sehabis memenangi Aliansi Champions. Ia kandas mengantar Real Madrid pemenang Aliansi Champions pada masa 2012- 2013, namun pergi selaku juara apresiasi. Perkataannya seakan mengeliminasi pendapatan sendiri.

Ronaldo berhasil di 2013 berkah performa orang yang amat berkuasa. Apalagi Aliansi Champions, ia apalagi tidak mencapai satu juga beker utama bersama Madrid pada masa itu. Ia jadi buah bibir berkah partisipasi hebat 66 berhasil dalam 56 peperangan buat klub serta negeri dalam penanggalan satu tahun.

Pemeran yang sukses mengantar Bayern Muenchen berhasil di Aliansi Champions, Franck Ribery, cuma finis di tingkatan ketiga pemungutan suara. Alami bila Ribery menyangka statment CR7 cuma hingga candaan.” Jadi Kamu wajib pemenang Aliansi Champions buat mencapai Ballon d’ Or?” sindiran Ribery di alat sosial.

Akar Ballon d’ OR

Lalu, apakah Ballon d’ Or telah kehabisan nilainya? Apresiasi itu awal kali diserahkan pada 1956 oleh majalah Perancis, France Football. Tujuannya mengapresiasi pemeran terbaik di Eropa dalam semusim ke balik. Beker cuma diserahkan spesial pesepak bola Eropa sampai pada 1995, saat sebelum berganti jadi lebih umum.

Sepanjang 12 tahun, semenjak 1995, para pemeran dari bermacam bagian bumi dapat masuk dalam pencalonan Ballon d’ Or. Syaratnya, mereka main buat klub- klub Eropa. Terkini pada 2007 seluruh pemeran dari klub serta negeri mana juga dapat menyambut apresiasi. Itu yang membuat Diego Armando Maradona atau Pele tidak sempat berhasil.

Statment Ronaldo tidak pas, namun pula tidak seluruhnya salah. Aliansi Champions, selaku invitasi klub terbanyak di Eropa, memanglah jadi salah satu tolok ukur evaluasi penting pemeran pada masa- masa dini Ballon d’ Or. Cuma Piala Eropa, invitasi antarnegara, yang melampaui pendapatan di Aliansi Champions.

Walaupun sedemikian itu, hasil di Aliansi Champions tidaklah aspek penting evaluasi. Teruji 7 dari 10 peraih dini Ballon d’ Or tidak memenangi beker” Sang Telinga Luas” pada masa lebih dahulu. Juara versi awal, Stanley Matthews, apalagi diseleksi sebab akibat kepada sepak bola sampai umur kepala 4 serta tidak berkaitan dengan beker.

Tolok ukur evaluasi tiap tahun dapat berbeda- beda semenjak dahulu kala. Semacam di 2006, bek Fabio Cannavaro memenangi apresiasi seusai mengantar Italia pemenang bumi. Ia menaklukkan para penyerbu maksimum yang hampir senantiasa pergi selaku juara. Sehabis itu, terkini Lionel Messi yang berhasil sebab alibi seragam pada 2023.

Standar yang tidak nyata itu diakibatkan aspek subyektivitas. Juara diseleksi oleh para wartawan tersaring dari banyak negeri. France Football yang membagikan catatan pencalonan pemeran cuma menganjurkan 3 pandangan buat evaluasi, ialah pencapian orang, keberhasilan regu, serta tindakan pemeran.

Seluruh juga tergantung kepada subyektivitas pemilih serta deskripsi yang lagi dibentuk. Semacam dikala ini, Yamal digadang- gadang selaku calon terkuat bukan cuma sebab menciptakan 18 berhasil serta 25 asis pada masa kemudian. Aspek umur yang sedang 17 tahun membuat nilainya nampak amat besar. Bila telah berumur 25 tahun, deskripsi mengenai Yamal bisa jadi tidak semasif saat ini.

Walhasil, perbincangan tidak hendak terhindarkan. Subyektivitas tentu menimbulkan pemikiran yang berbeda- beda. Tidak terdapat standar saklek. Ronaldo dapat betul sekalian salah. Akar apresiasi cumalah buat mengapresiasi orang pemeran. Ironisnya, akar itu bertentangan dengan prinsip sepak bola yang ialah game tim

Cristiano Ronaldo balik jadi pancaran khalayak bumi, bukan sebab rekor berhasil ataupun penampilannya yang berkilau di alun- alun, melainkan sebab pernyataannya yang kontroversial pertanyaan apresiasi Ballon d’ Or. Idola asal Portugal ini, dalam suatu tanya jawab baru- baru ini, mengutarakan ketidakpuasannya kepada cara serta integritas penentuan juara Ballon d’ Or, apresiasi sangat bergengsi di bumi sepak bola orang. Opininya memanen respon beraneka ragam, mulai dari sokongan penggemar loyal sampai kritik pedas dari pengamat serta mantan pemeran.

Dalam tanya jawab yang berjalan di sela- sela perencanaan timnya menjelang Euro 2024, Ronaldo melaporkan kalau Ballon d’ Or sudah kehabisan esensinya selaku apresiasi yang betul- betul memantulkan mutu serta partisipasi pemeran di alun- alun.“ Aku tidak yakin lagi pada cara itu. Terdapat banyak aspek non- olahraga yang saat ini turut memastikan,” ucap Ronaldo, yang sudah memenangkan apresiasi itu 5 kali selama kariernya.

Statment itu mendadak jadi poin hangat di alat sosial serta forum sepak bola. Banyak yang melihatnya selaku wujud kekesalan individu, paling utama sehabis Lionel Messi, lawan kekal Ronaldo, balik mencapai Ballon d’ Or buat kedelapan kalinya pada tahun lebih dahulu. Messi, yang tampak bergengsi bawa Argentina memenangkan Piala Bumi 2022, ditatap pantas menyambut apresiasi itu oleh banyak pihak. Tetapi untuk Ronaldo, evaluasi atas partisipasi pemeran sepatutnya bertabiat lebih global serta adil.

Menelusuri Pangkal Ketidakpuasan Ronaldo

Bukan kali awal Ronaldo mempersoalkan Ballon d’ Or. Semenjak dini dasawarsa 2010- an, beliau dengan cara terbuka sempat menyuarakan keraguannya kepada metode voting yang dicoba oleh wartawan, instruktur, serta kapten regu nasional. Baginya, aspek ketenaran, ikatan perorangan dengan alat, serta deskripsi garis besar kerapkali lebih berkuasa dari statistik jelas serta akibat pemeran kepada regu.

Dalam tanya jawab itu, Ronaldo pula menyinggung sebagian pemeran yang baginya pantas memperoleh pengakuan, tetapi diabaikan oleh panel pemilih. Beliau memeragakan permasalahan Robert Lewandowski pada 2020, yang luang jadi kesukaan kokoh sehabis bawa Bayern Munchen memenangkan Aliansi Champions serta jadi maksimum angka di nyaris seluruh pertandingan yang diikutinya. Tetapi, sebab endemi COVID- 19, apresiasi Ballon d’ Or tahun itu dibatalkan—keputusan yang memanen banyak kritik.

“ Bila apresiasi sebesar itu dapat dibatalkan cuma sebab suasana garis besar, kemudian tahun selanjutnya diserahkan pada pemeran lain dengan pendapatan yang tidak lebih bergengsi, pasti ini memunculkan persoalan. Apakah ini pertanyaan hasil ataupun narasi yang mau dijual alat?” cakap Ronaldo dengan bunyi runcing.

Jawaban Bumi Sepak Bola

Statment Ronaldo tidak berdiri dalam ruang hampa. Sebagian figur sepak bola merespons pernyataannya dengan bermacam perspektif. Instruktur legendaris Arsène Wenger melaporkan kalau Ballon d’ Or memanglah susah buat betul- betul adil sebab sepak bola merupakan berolahraga yang amat kontekstual.“ Susah memperhitungkan dengan cara mutlak siapa yang terbaik, sebab tiap pemeran bekerja dalam sistem serta tantangan yang berlainan,” tuturnya dalam suatu tanya jawab terpisah.

Sedangkan itu, wartawan berolahraga ternama asal Prancis, Pascal Ferré—yang luang jadi kepala eksekutor Ballon d’ Or—membela integritas penentuan. Baginya, panel hakim yang terhambur dari bermacam negeri sudah bertugas dengan cara handal serta bebas. Beliau meningkatkan kalau kritik semacam yang dilemparkan Ronaldo merupakan perihal yang lazim dalam bumi pertandingan.“ Seluruh pemeran besar tentu sempat merasa kecewa. Tetapi itu bukan berarti prosesnya tidak legal,” ucapnya.

Tetapi, tidak sedikit pula yang mensupport pandangan Ronaldo. Banyak penggemar serta analis bebas di alat sosial mengatakan kalau apresiasi itu memanglah mengarah“ menceritakan” dari memperhitungkan dengan cara nilai. Sebagian menyebutnya selaku pertandingan yang terus menjadi sarat dengan politik serta marketing dibanding hasil asli di alun- alun.

Antara Kepribadian abdi serta Realita

Persoalan besar yang timbul setelah itu merupakan: apakah pandangan Ronaldo semata- mata bayangan egonya yang terluka, ataupun memanglah memantulkan realita yang lebih besar dalam bumi sepak bola modern?

Ronaldo merupakan wujud yang amat yakin pada kegiatan keras serta pendapatan orang. Dalam banyak peluang, beliau melaporkan kalau dirinya merupakan ilustrasi dari” produk patuh” serta bukan cuma kemampuan natural. Hingga tidak membingungkan bila beliau membutuhkan sistem apresiasi yang lebih matematis serta terukur. Tetapi, sepak bola tidaklah matematika asli. Terdapat faktor estetika, marah, apalagi deskripsi asal usul yang ikut membuat anggapan khalayak kepada seseorang pemeran.

Dalam perihal ini, Ballon d’ Or dapat dikira selaku bayangan dari gimana bumi sepak bola memandang dirinya sendiri: bukan cuma selaku pertandingan, namun pula selaku narasi. Narasi mengenai Messi yang kesimpulannya memenangkan Piala Bumi bisa jadi lebih“ memegang” untuk banyak pemilih, dibandingkan statistik Ronaldo di Aliansi Arab yang walaupun bergengsi, dikira terletak di tingkat bersaing yang lebih kecil.

Memandang ke Depan

Apakah pendapat Ronaldo hendak mengakibatkan pergantian dalam sistem penentuan Ballon d’ Or? Sepanjang ini belum terdapat isyarat kalau France Football, eksekutor apresiasi itu, hendak mereformasi mekanismenya dengan cara ekstrem. Tetapi, pandangan dari pemeran selevel Ronaldo pasti tidak dapat diabaikan sedemikian itu saja.

Yang nyata, perbincangan pertanyaan Ballon d’ Or hendak lalu berjalan sepanjang apresiasi ini sedang jadi tolok ukur daulat orang dalam berolahraga beramai- ramai semacam sepak bola. Ronaldo sudah membuka balik ruang dialog berarti: mengenai gimana kita memperhitungkan kebolehan, serta siapa yang berkuasa jadi ikon pucuk dari game yang dicintai miliaran orang di semua bumi.

Bila Kamu membutuhkan tipe dengan bonus cuplikan langsung, adaptasi style penyusunan, ataupun penyisipan informasi statistik, aku dapat tolong samakan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *