
Las Vegas Sands akan Meninggalkan Divisi Game Digital: Fokus Kembali pada Operasi Fisik dan Ekspansi Global – Raksasa kasino global Las Vegas Sands (LVS) dikabarkan akan menghentikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan divisi game digitalnya, sebuah langkah yang menandai perubahan strategi besar bagi perusahaan yang selama ini dikenal sebagai salah satu operator resor terpadu paling berpengaruh di dunia. Keputusan kencana69 ini menegaskan kembali fokus Las Vegas Sands untuk memperkuat bisnis inti mereka — yakni operasi kasino fisik, pengembangan properti mewah, serta ekspansi ke pasar internasional yang sedang berkembang.
Langkah ini menarik perhatian industri karena dilakukan di tengah meningkatnya tren digitalisasi dalam perjudian global, termasuk pertumbuhan pesat sektor iGaming dan taruhan olahraga online. Namun, bagi Las Vegas Sands, keputusan untuk meninggalkan ruang digital bukan sekadar penarikan, melainkan penyesuaian strategi yang disesuaikan dengan kekuatan fundamental perusahaan.
Awal Perjalanan Las Vegas Sands di Dunia Digital
Las Vegas Sands mulai menunjukkan minat terhadap dunia game digital pada tahun 2021, tidak lama setelah meninggalnya pendiri dan mantan CEO-nya, Sheldon Adelson. Meskipun Adelson dikenal sebagai salah satu penentang kuat perjudian daring di Amerika Serikat, kepemimpinan baru di bawah Rob Goldstein mengambil langkah berbeda. Perusahaan membentuk divisi digital independen yang bertujuan untuk menjajaki peluang dalam iGaming dan teknologi taruhan.
Fokus awal dari divisi ini bukan semata-mata meluncurkan produk perjudian online, melainkan investasi dalam perusahaan teknologi yang mendukung infrastruktur game digital — seperti sistem pembayaran, keamanan data, dan perangkat lunak manajemen pemain. Las Vegas Sands bahkan mengakuisisi beberapa startup kecil di sektor tersebut, dengan tujuan jangka panjang membangun pijakan di dunia digital tanpa langsung bersaing dengan operator iGaming mapan seperti Flutter, Entain, atau BetMGM.
Namun, setelah beberapa tahun beroperasi, hasil dari investasi ini tampaknya tidak memenuhi ekspektasi perusahaan.
Alasan Strategis di Balik Keputusan Mundur
Menurut sumber industri, Las Vegas Sands melihat bahwa pengembalian investasi di sektor digital tidak sebanding dengan biaya dan risiko regulasi yang semakin kompleks. Pasar iGaming, meskipun berkembang pesat, menghadapi persaingan ketat, biaya akuisisi pelanggan yang tinggi, serta margin keuntungan yang lebih tipis dibandingkan operasi kasino darat tradisional.
Selain itu, strategi Las Vegas Sands sejak awal lebih menitikberatkan pada resor fisik dan pengalaman premium. Model bisnis perusahaan berfokus pada skala besar — resor terpadu di Makau, Singapura, dan kemungkinan pasar baru seperti Thailand dan Jepang. Dalam konteks ini, investasi besar pada platform digital tidak memberikan sinergi langsung terhadap kekuatan utama perusahaan.
Rob Goldstein, CEO Las Vegas Sands, dalam sebuah pernyataan internal yang dikutip oleh sejumlah media industri, menyebutkan bahwa langkah ini diambil setelah “peninjauan menyeluruh terhadap prioritas bisnis dan arah jangka panjang perusahaan.” Ia menambahkan bahwa Sands akan terus mendukung inovasi teknologi yang meningkatkan operasi fisik, tetapi tidak lagi mengalokasikan sumber daya besar untuk game digital independen.
Dampak terhadap Industri dan Mitra Teknologi
Penutupan divisi digital Las Vegas Sands diyakini akan berdampak pada sejumlah perusahaan rintisan (startup) dan mitra teknologi yang sebelumnya menerima pendanaan dari perusahaan tersebut. Beberapa investasi yang dilakukan Sands melalui dana ventura internalnya kini sedang ditinjau kembali untuk kemungkinan dijual atau dialihkan ke pihak lain.
Namun, langkah ini juga memberikan sinyal yang jelas bagi industri bahwa Las Vegas Sands tetap berkomitmen pada pengalaman kasino tradisional, sesuatu yang menjadi inti dari merek mereka selama puluhan tahun. Dengan meninggalkan divisi digital, perusahaan dapat mengalihkan fokus dan modal ke proyek besar seperti ekspansi di Asia Tenggara, serta pengembangan properti baru di pasar yang baru dibuka.
Analis pasar melihat keputusan ini sebagai langkah realistis. Menurut laporan dari firma riset iGaming Next, “Las Vegas Sands bukanlah perusahaan yang dibangun di atas volume transaksi digital. Kekuatan mereka adalah dalam menciptakan destinasi fisik yang memadukan hiburan, pariwisata, dan kemewahan — sesuatu yang sulit diterjemahkan sepenuhnya ke dunia daring.”
Fokus Baru: Ekspansi Global dan Proyek Fisik
Dengan meninggalkan divisi digital, Las Vegas Sands kini memperkuat kembali fokusnya pada ekspansi fisik berskala besar. Setelah menjual asetnya di Las Vegas pada tahun 2021 untuk fokus di pasar Asia, perusahaan kini tengah mempertimbangkan pembangunan resor baru di Makau, Singapura, dan potensi pasar baru seperti Thailand yang sedang meninjau legalisasi kasino terpadu.
Proyek Marina Bay Sands 2.0 di Singapura, misalnya, menjadi salah satu prioritas utama. Ekspansi besar ini mencakup hotel baru, arena hiburan kelas dunia, serta ruang konvensi tambahan yang diharapkan akan meningkatkan daya tarik wisata premium di kawasan tersebut. Di sisi lain, perusahaan juga berencana memperbarui fasilitasnya di Makau untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar pasca-pandemi dan kebijakan pemerintah Tiongkok yang lebih menekankan pada pariwisata non-judi.
Refleksi terhadap Strategi Industri
Keputusan Las Vegas Sands ini menunjukkan bahwa tidak semua operator besar akan mengikuti arus digitalisasi. Sementara banyak perusahaan perjudian lain beralih ke iGaming dan taruhan olahraga online sebagai sumber pertumbuhan baru, Sands justru memilih untuk menggandakan kekuatannya di sektor fisik, di mana mereka memiliki rekam jejak kesuksesan yang panjang.
Dalam konteks industri, langkah ini memperkuat pandangan bahwa diversifikasi tidak selalu berarti masuk ke dunia digital. Bagi beberapa perusahaan, mempertahankan identitas premium berbasis pengalaman langsung dapat menjadi strategi yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Keputusan Las Vegas Sands untuk meninggalkan divisi game digital menandai akhir dari eksperimen singkat perusahaan di dunia iGaming, sekaligus membuka babak baru bagi fokus bisnis mereka. Di tengah gelombang digitalisasi yang menyapu industri perjudian global, Sands memilih untuk kembali ke akar kekuatannya: pengalaman kasino fisik berskala besar yang mewah dan eksklusif.
Langkah ini menunjukkan bahwa strategi yang solid bukan hanya mengikuti tren, tetapi juga memahami di mana kekuatan sejati perusahaan berada. Dengan visi jangka panjang untuk memperluas kehadirannya di Asia dan kawasan lain yang sedang tumbuh, Las Vegas Sands tampaknya siap membuktikan bahwa masa depan industri kasino tidak hanya bergantung pada dunia digital — tetapi juga pada pengalaman nyata yang tak tergantikan.