Narasi Asal Mula Tabiat Musang – kala hutan lagi rindang dan binatang- fauna bisa berbahas seragam hiduplah seekor musang bernama Liku
Musang Putaran bukan musang asal- asalan. Dia terkenal karena kecerdikannya yang luar umum. Namun sayangnya, impian789 intelek Putaran sering digunakan untuk membohongi dan mengelabui fauna lain buat keuntungannya sendiri.
Putaran tinggal di sesuatu belukar besar di pinggir sungai yang jernih. Masing- masing pagi, dia mengintip dari balik cabang untuk memandang apakah ada kesempatan untuk mencuri hidangan dari fauna lain. Dia tidak kerap mencari makan sendiri. Baginya, mencuri lebih mudah dan menggembirakan.
Suatu hari, kala era buah tiba, seluruh hutan dipenuhi aroma harum mempelam, rambutan aceh aceh, dan durian. Binatang- fauna padat agenda memanen dan meletakkan hidangan untuk era tandus. Putaran, sejenis umum, tidak ikut bekerja. Dia hanya menunggu disaat yang cocok untuk mencuri hasil jerih letih orang lain.
Putaran pula menciptakan informasi jika keluarga monyet memiliki lumbung rahasia penuh buah- buahan. Dia pula menyusun rancangan.
Dia datang ke rumah monyet dengan wajah penuh senyum.“ Aduhai teman monyet,” tutur Putaran dengan ramah,“ aku menjajaki kalian panen buah amat banyak. Aku ingin membantu mencegah lumbung kalian dari fauna kejam.”
Monyet yang polos dan baik hati pula percaya. Mereka memperbolehkan Putaran masuk ke lumbung dan terlebih memberinya tempat tidur di dalamnya.
Malam hari, kala semua tertidur, Putaran mulai berperan. Dia memakan buah- buahan sepuasnya dan melindungi lebihnya di bawah tanah. Masing- masing malam, dia melaksanakannya tanpa didapati.
Namun, suatu pagi, anak monyet bernama Kiko bangun lebih dini. Dia memandang Putaran menggali tanah dan memasukkan buah ke dalam lubang.
Apa yang kamu lakukan, Mamak Putaran?” persoalan Kiko mencurigai.
Putaran kaget namun cepat menguasai diri.“ Oh, ini hanya edukasi pagi, Kiko. Aku lagi memantapkan cakar biar bisa mencegah lumbung lebih baik.”
Kiko mengangguk, namun dia bisik- bisik memantau Putaran selama beberapa hari. Akhirnya, dia menghasilkan kenyataan kuat jika Putaran telah mencuri lebih dari separuh isi lumbung.
Kiko berikan ketahui Mengenai ini pada ayahnya, dan keluarga monyet pula marah besar. Mereka cepat mengusir Putaran dari lumbung dengan penuh amarah.“ Pergi kamu, musang kecoh! Janganlah luang balik ke ayo lagi!” teriak mereka.
Putaran angkat kaki terbirit- birit ke dalam hutan. Namun dia tidak insaf. Dia merasa kesalahannya hanya karena amat rakus.
Hari- hari berikutnya, Putaran berusaha membohongi fauna lain: dia berdalih sakit biar rusa memberinya hidangan, berdalih jadi pakar nujum biar kukila insan lembut memberinya tempat tinggal, dan terlebih berdalih jadi korban buaya biar si kura- limpa menolongnya.
Namun, berbarengan lama, semua pengawal hutan tahu betapa liciknya Putaran. Tidak ada lagi yang mau membantunya. Dia dijauhi, diasingkan, dan tidak dipercayai.
Era tandus pula tiba. Buah- buahan mengering, sungai mulai mundur, dan hidangan sulit dicari. Binatang- fauna yang aktif dan jujur dapat bertahan hidup dari hasil anggaran mereka, tetapi Putaran tidak mempunyai apa- apa.
Dalam kelaparan dan kesendirian, Putaran merenung. Dia ingat gimana dia dulu ditolong dan dipercayai, namun segenap dia hancurkan sendiri. Dia merasa menyesal, namun tidak tahu harus gimana.
Suatu malam, kala bulan bercahaya nyata, seekor kura- limpa dewasa datang menghadiri tempat proteksi Putaran.
Kamu terlihat amat lelah, Putaran,” tutur kura- limpa dengan suara lembut.
Putaran mengangguk.“ Aku lapar dan sendiri. Tidak ada yang mau menolongku.”
Kamu tahu faktornya?” persoalan kura- limpa.
Putaran menunduk.“ Karena aku amat sering berbohong dan mencuri.”
Kura- limpa tersenyum bijak.“ Menangisi perbuatanmu itu dini yang baik. Namun apabila kamu ingin dipercayai balik, kamu harus memastikan jika kamu sudah bertukar.”
Putaran mengangguk bimbang. Dari malam itu, dia mulai bertukar. Dia membantu kura- limpa menggali lubang untuk air hujan, membersihkan petarangan kukila dari semak, dan membantu tupai memanen kacang.
Meski banyak yang lagi mencurigai, beberapa fauna mulai memandang usaha Putaran. Dia tidak lagi mencuri atau berbohong. Dia bekerja keras dan membantu dengan jujur.
Namun, karena masa lalunya sedemikian itu suram, binatang- fauna tetap cermas. Dan dari sanalah mencuat adagium di hutan: Waspadalah pada musang, meski dia tersenyum manis.”
Karena meski Putaran sudah bertukar, tabiat musang tetap dicurigai. Julukan” musang” jadi simbol ide busuk dan kecoh tenaga di seluruh arah hutan.
Dan begitulah asal mula tabiat musang yang dikenal hingga kini—licik, tipu, dan sulit dipercayai. Namun siapa tahu, di dalam hutan yang besar, dapat jadi ada musang sejenis Putaran yang betul- benar ingin bertukar.