Dongeng Panda Anak Sholeh dan Hutan Cahaya

Dongeng Panda Anak Sholeh dan Hutan Cahaya

Panda Anak Sholeh dan Hutan Cahaya – Di sebuah hutan yang damai bernama Hutan Cahaya, hiduplah seekor panda kecil bernama Pando

Di suatu hutan yang rukun bernama Hutan Sinar, hiduplah seekor panda kecil bernama Pando. Pando berlainan dari panda- panda yang lain. Tidak hanya badannya yang gendut serta bulu hitam- putih yang menggemaskan, Pando rajaburma88 diketahui selaku anak yang amat sholeh. Beliau giat shalat, senantiasa mengatakan jujur, tidak sempat berdalih, serta amat senang membantu sahabatnya.

Tiap pagi, saat sebelum mentari keluar, Pando bangun dari tidurnya. Beliau mengutip wudhu dengan air bengawan yang bening, kemudian mengadakan sajadah kecil di sisi rumah bambunya.“ Allahu Akbar,” ucapnya dengan intens mengawali shalat Dinihari. Sehabis shalat, beliau membaca Al- Quran bersama ibunya yang pula amat menyayanginya.

Hari itu, Pando bersiap berangkat ke sekolah hutan. Beliau memasukkan buku- bukunya ke dalam tas ransel rotan ciptaan bapaknya, kemudian berpamitan minta diri,“ Assalamualaikum, Bunda!”

Waalaikumussalam, Nak. Hati- hati di jalur. Janganlah kurang ingat shalat Dzuhur esok di sekolah, betul,” catatan si bunda halus.

Iya, Bu! InsyaAllah!” jawab Pando sembari mesem terang.

Di sekolah, Pando berlatih bersama hewan- hewan yang lain. Terdapat Tiko sang bajing licik, Lina sang kelinci pemalu, serta Dodo sang berada lucu yang senang makan madu. Guru mereka, Ustadz Huhu sang kukila makhluk halus bijak, senantiasa mengawali pelajaran dengan berkah serta bagian Al- Qur’ an.

Sesuatu hari, kala jam sekolah berakhir, Ustadz Huhu membagikan pemberitahuan,“ Kanak- kanak, esok kita hendak melaksanakan ekspedisi ke Ngarai Sinar buat berlatih mengenai kejujuran serta tepercaya. Sediakan dirimu, serta bawalah bekal seperlunya.”

Pando amat suka. Beliau ketahui kalau Ngarai Sinar merupakan tempat yang bagus serta penuh pelajaran. Di situ, tuturnya, bermukim seekor kura- kura berumur bernama Eyang Kuro yang amat bijaksana serta senang menceritakan.

Malam harinya, Pando menyiapkan seluruh kebutuhan. Beliau mempersiapkan bekal nasi bambu, sebagian buah apel, serta air zam- zam dari sumber di akhir hutan. Beliau pula tidak kurang ingat bawa sajadah serta mushaf kecilnya.“ Ekspedisi bisa jauh, tetapi ibadah tidak bisa terabaikan,” gumamnya.

Keesokan harinya, kaum pergi. Di tengah ekspedisi, mereka melampaui suatu bengawan kecil yang kencang. Seketika, Lina sang kelinci tergelincir serta nyaris jatuh ke air. Pando yang berjalan di belakangnya langsung menarik tangan Lina serta menyelamatkannya.

Dapat kasih, Pando! Anda betul- betul juru selamat!” cakap Lina terharu.

Alhamdulillah. Itu telah peranan kita selaku sahabat, kan?” jawab Pando sembari mesem.

Kesimpulannya, mereka datang di Ngarai Sinar. Hawa di situ amat adem, serta cahaya mentari yang mendobrak antara pepohonan membuat tempat itu nampak bercahaya. Di tengah ngarai, mereka berjumpa Eyang Kuro yang bersandar di dasar tumbuhan rimbun.

Aman tiba, kanak- kanak!” sapaan Eyang Kuro.“ Hari ini, saya mau menceritakan mengenai berartinya kejujuran serta tepercaya.”

Seluruh anak bersandar melingkar, mencermati dengan teliti.

Dahulu, di hutan ini, terdapat seekor rubah yang amat cerdas tetapi senang berdalih. Beliau kerap membuat permasalahan serta membodohi hewan- hewan lain. Sesuatu hari, beliau diberi tepercaya oleh raja hutan buat melindungi cerang madu. Tetapi sebab beliau tidak jujur, cerang itu sirna sebab ulahnya sendiri. Semenjak itu, tidak terdapat satu juga binatang yang ingin menyakininya lagi,” narasi Eyang Kuro.

Pando mengangkut tangan,“ Eyang, gimana triknya supaya kita jadi anak yang jujur serta tepercaya?”

Eyang Kuro mesem,“ Awal, senantiasa ingat kalau Allah memandang segalanya. Kedua, tanamkan hasrat bagus dalam batin. Ketiga, belajar mengatakan betul walaupun kadangkala susah. Serta yang sangat berarti, jadilah ilustrasi untuk teman- temanmu.”

Seketika, terdengar suara riuh. Tiko sang bajing kehabisan bekalnya!

Bekalku lenyap! Sementara itu mulanya kutaruh di dalam tas!” serunya belingsatan.

Seluruh binatang mencari bersama. Tidak lama, Dodo sang berada nampak bersandar sembari merahasiakan suatu di balik badannya.

Dodo, apakah itu bekalnya Tiko?” pertanyaan Pando dengan halus.

Dodo membungkuk, mukanya merah.“ Maaf… Saya cuma mau mencicipi sedikit. Tetapi saya jadi ketagihan serta menyantapnya semua…”

Seluruh senyap. Eyang Kuro mendekat,“ Dodo, kalian ketahui kalian sudah mengutip yang bukan milikmu. Tetapi kalian sedang memiliki peluang buat membenarkannya.”

Dodo meratap kecil, kemudian merangkul Tiko.“ Maafkan saya, Tiko. Saya hendak mengubah bekalmu serta memohon maaf dengan benar- benar.”

Tiko mesem,“ Saya maafkan. Tetapi janganlah diulangi lagi betul, sahabat.”

Memandang peristiwa itu, Pando mesem lapang. Beliau ketahui, walaupun Dodo sudah salah, beliau sedang ingin membenarkan kekeliruan. Serta itu merupakan tindakan yang agung.

Saat sebelum kembali, Eyang Kuro berikan suatu kotak kecil pada Pando.“ Ini hadiah untukmu, Pando. Anda sudah jadi ilustrasi anak sholeh yang jujur, tepercaya, serta senang membantu.”

Pando membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat kompas kencana kecil bertuliskan” Kejujuran merupakan sinar yang membuktikan jalur.”

Dalam ekspedisi kembali, seluruh anak nampak lebih riang. Mereka banyak berlatih hari itu—bukan cuma mengenai tepercaya serta kejujuran, namun pula mengenai berartinya berikan maaf serta membenarkan kekeliruan.

Sesampainya di rumah, Pando bersujud terima kasih. Beliau merasa senang sebab dapat berlatih serta berikan ilustrasi yang bagus pada sahabatnya.

Betul Allah, peruntukan saya senantiasa tercantum kanak- kanak yang sholeh, jujur, serta tepercaya. Aamiin,” doanya di dalam batin.

=

Di wilayah perbukitan Cina yang dingin, hiduplah lingkungan panda. Dalam lingkungan itu, tinggalah Pando, seekor panda kecil bersama keluarganya. Hari ini Pando nampak pilu. Beliau bercokol diri di dasar kerimbunan tumbuhan bambu.

Beliau bangun terlalu siang alhasil tidak bisa pergi ke langgar. Bunda Pando mendekati buah hatinya yang terlihat pilu.” Terdapat apa, Pando?”

Bu, jam saya! Hari ini saya bangun terlalu siang serta tidak sholat dinihari,” jawab Artikel sembari menundukkan kepala. Mengikuti perkataan itu. Bunda pando mesem.” Amati bunda!” pando juga dengan cara lama- lama berupaya menengadahkan kepala serta memandang ibunya.

Bunda tidak hendak memukulmu, bunda ketahui kalian anak bagus! Kurang ingat itu alami. Kalian telah cerdas sebab ketahui kesalahanmu,” kata bunda menasihati,” Yang berarti janganlah diulangi lagi, Nak!” tambahnya.

Mengikuti percakapan ibunya, pando juga lekas memohon maaf serta merangkul ibunya.” Saat ini lenyap rasa sedihmu serta ingat, janganlah tidur larut malam! Supaya bisa bangun lebih dini. Serta segeralah ambil air wudhu sehabis tersadar di durasi pagi serta sholatlah, Nak!” kata bunda.

pando menganggut mencermati ajakan ibunya. Lekas beliau mengutip air wudhu buat melakukan sholat. Berakhir sholat, beliau balik pada ibunya.

Sholat itu contoh menanggapi budi. Kita leluasa menghisap hawa, memandang indahnya bumi, itu seluruh pemberian Allah SWT semata. Hingga, telah adil kita berlega hati atas karunia- Nya dengan melaksanakan perintah- perintah- Nya serta menghindari larangan- laranganNya,” kata bunda pando padanya setelah itu.

Bunda pando tidak jenuh buat menegaskan. Kalau sholat tercantum bagian perintah agama yang harus ketetapannya. Bunda pando senantiasa membagikan ilustrasi pada pando buat melindungi sholat 5 waktunya.

Dapat kasih bunda buat nasihatnya. pando berkomitmen hendak membenarkan sholat pando. pando pula akad, tidak hendak tidur sangat malam lagi supaya dapat bangun lebih dini bersama ayam- ayam,” kata pando dengan selipan tawa enteng.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *