
India Balas Tarif Trump Ketika Negeri Bollywood Menggugat Sang Raksasa
Jika kita bicara soal hubungan dagang internasional, rasanya tak ada yang lebih seru dari “pertarungan” tarif antara India dan Amerika Serikat di era Presiden Donald Trump. Semua bermula pada 2018, saat pemerintahan Trump mengumumkan kenaikan tarif bagi produk baja dan aluminium asing, termasuk dari India. Dunia tercengang—dan India jelas tak tinggal diam.
Alasannya sederhana: setiap kebijakan punya reaksi. Layaknya domino, langkah AS memaksa India meluncurkan balas dendam ekonominya. Data dari Kementerian Keuangan India menunjukkan, nilai ekspor baja ke AS turun drastis—dan ribuan pekerja terlibat langsung merasakan dampaknya. “Kami percaya pada perdagangan yang adil, bukan pada perang dagang tanpa jalan keluar,” ujar Subrahmanyam Jaishankar, Menteri Luar Negeri India, dalam salah satu konferensi pers tahun 2019.
Kronologi Balas Tarif: Ketika Bollywood Menentang Hollywood
Tak butuh waktu lama, India membalas dengan menerapkan tarif baru pada lebih dari 28 produk asal Amerika. Mulai dari kacang almond (favorit para pegiat hidup sehat), apel Washington, hingga kacang walnut. Produk-produk inilah yang selama ini memenuhi rak supermarket di Mumbai sampai New Delhi. Menurut studi dari Brookings Institution, tarif balasan ini berdampak pada nilai perdagangan sebesar $1,6 miliar di tahun pertama saja.
Salah satu contoh paling gamblang adalah kenaikan harga kacang almond impor di pasar India. “Dulu, harga kacang almond dari California selalu stabil. Tapi sejak tarif naik, kami harus cari alternatif ke Turki dan Iran,” ungkap Rajesh, pemilik toko camilan sehat di Bangalore. Fenomena inilah yang akhirnya memaksa banyak pelaku UMKM India berpikir kreatif demi bertahan.
Siapa yang Menang? Data Bicara
Pertanyaan besarnya: siapa yang diuntungkan dan siapa yang tersudut? Badan Statistik Nasional India dan laporan World Trade Organization (WTO) menyatakan, balas-membalas tarif ini memang sempat menekan pertumbuhan ekspor kedua negara. Namun, secara mengejutkan, sebagian pelaku bisnis kecil India justru mendapatkan lahan baru dengan mempopulerkan produk lokal sebagai alternatif.
Studi Harvard Business Review mencatat bahwa pola konsumsi masyarakat India bergeser menuju produk domestik sejak perang tarif. Kenaikan penjualan buah lokal seperti apel Kashmir dan kacang dari Himachal Pradesh meningkat 34% dalam setahun. “Paradoksnya, proteksionisme justru membuat produk dalam negeri naik daun,” tulis Ruchir Sharma, ekonom asal India.
Lebih dari Sekadar Perang Ekonomi: Imbas ke Budaya dan Psikologi Publik
Tak cuma soal angka dagang, perang tarif ini juga berdampak pada sentimen publik dan budaya: kini, perayaan Diwali atau Holi makin kental nuansa lokal, dengan produk-produk hasil bumi India tampil sebagai bintang utama. “Kami merasa lebih bangga saat menyuguhkan kue dari kacang lokal, bukan impor Amerika,” kata Meena Kapoor, seorang ibu rumah tangga di Lucknow.
Sementara itu, dari sisi Amerika, keputusan Trump menuai kritik dari berbagai ekonom domestik. Douglas Irwin dari Dartmouth College pernah menulis bahwa “tarif tersebut akhirnya memukul balik petani dan pelaku usaha kecil Amerika yang selama ini bergantung pada pasar India.”
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Balas Tarif India?
Tidak ada yang benar-benar keluar sebagai pemenang dari perang tarif. Baik India maupun AS merasakan tekanan signifikan, meski beberapa pihak di India justru bisa memanfaatkannya sebagai peluang. Kasus ini jadi studi penting bagi negara berkembang lain: ketegasan dan strategi dalam menghadapi ketidakadilan dagang global adalah kunci negosiasi.
Referensi utama dalam artikel ini adalah data WTO, laporan Bank Dunia 2022, serta liputan mendalam BBC dan The Economic Times.
Penyesuaian Pasar dan Harapan Baru
Pada akhirnya, kedua negara sepakat membuka jalur negosiasi baru di tahun 2024 setelah tekanan pandemi dan inflasi global menambah kompleksitas. Hasilnya? Tarif beberapa produk mulai diturunkan bertahap, meskipun keseimbangan masih rapuh.
Para pengusaha dan konsumen di India kini menjadi lebih cerdas dan selektif. Pengalaman ini mengajarkan pentingnya diversifikasi sumber impor dan penguatan industri lokal. “Tren ini pastinya akan terus bertahan,” ujar Anshul Gupta, konsultan perdagangan di New Delhi.
Dahlia77 – Sponsor artikel ini: pengalaman main game online yang imersif, adil, dan seru.