
NCAA Semakin Dekat untuk Mencabut Larangan Taruhan Olahraga Profesional bagi Atlet Perguruan Tinggi – National Collegiate Athletic Association (NCAA) tampaknya tengah bergerak menuju perubahan besar dalam kebijakan yang selama ini menjadi dasar moral dan etika olahraga perguruan tinggi di Amerika Serikat. Dalam perkembangan terbaru, organisasi tersebut dikabarkan semakin dekat untuk mencabut larangan total terhadap taruhan olahraga profesional bagi para atlet perguruan tinggi, sebuah langkah yang menandai potensi pergeseran paradigma besar dalam dunia olahraga amatir Amerika.
Perubahan los303 ini muncul di tengah meningkatnya legalisasi taruhan olahraga di berbagai negara bagian AS, serta tekanan untuk menyesuaikan aturan NCAA dengan realitas ekonomi dan sosial yang baru di dunia olahraga modern.
Akar dari Larangan Taruhan di NCAA
Sejak lama, NCAA melarang keras setiap bentuk keterlibatan atlet perguruan tinggi dalam aktivitas taruhan olahraga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan ini bertujuan menjaga integritas kompetisi, keadilan permainan, dan kepercayaan publik terhadap olahraga amatir.
Larangan tersebut tidak hanya mencakup taruhan pada olahraga perguruan tinggi, tetapi juga pada liga profesional seperti NFL, NBA, MLB, dan NHL. Atlet yang kedapatan melanggar aturan ini dapat menghadapi sanksi berat — mulai dari penangguhan, kehilangan beasiswa, hingga pencabutan status kelayakan bertanding.
Namun, sejak Mahkamah Agung AS mencabut PASPA (Professional and Amateur Sports Protection Act) pada tahun 2018, taruhan olahraga telah menjadi legal di lebih dari 35 negara bagian. Realitas hukum yang berubah ini membuat banyak pihak mulai mempertanyakan relevansi larangan total NCAA di era saat ini.
Tekanan dari Mahasiswa dan Institusi
Salah satu faktor pendorong utama perubahan ini datang dari para atlet perguruan tinggi sendiri. Banyak di antara mereka yang berargumen bahwa larangan taruhan penuh tidak lagi sejalan dengan dunia modern, di mana taruhan olahraga kini menjadi bagian sah dari industri hiburan.
Seorang perwakilan dari National College Players Association (NCPA) menyatakan bahwa NCAA perlu memperbarui kebijakan yang sudah ketinggalan zaman:
“Mahasiswa-atlet sudah cukup dewasa untuk membuat keputusan keuangan mereka sendiri. Selama mereka tidak bertaruh pada olahraga yang melibatkan tim atau konferensi mereka, tidak ada alasan untuk melarang taruhan secara menyeluruh.”
Beberapa universitas besar juga mulai menekan NCAA agar memperjelas aturan, terutama karena perjanjian sponsor dengan perusahaan taruhan olahraga semakin umum dalam dunia olahraga profesional dan media kampus.
Universitas yang memiliki hubungan dengan perusahaan seperti FanDuel atau DraftKings misalnya, kini harus beroperasi dalam zona abu-abu etis, di mana mahasiswa boleh melihat iklan taruhan di kampus, tetapi tidak boleh berpartisipasi di dalamnya.
Usulan Reformasi dan Pendekatan Baru
Dalam rancangan kebijakan yang sedang dibahas, NCAA mempertimbangkan untuk mengizinkan atlet perguruan tinggi melakukan taruhan pada olahraga profesional, asalkan tidak berhubungan langsung dengan kompetisi mereka sendiri.
Artinya, seorang pemain bola basket universitas akan tetap dilarang bertaruh pada pertandingan NCAA atau NBA jika ada potensi konflik kepentingan, tetapi mereka mungkin diizinkan bertaruh pada olahraga lain seperti bisbol profesional atau sepak bola Amerika.
Pendekatan ini serupa dengan model regulasi yang diterapkan oleh sejumlah liga profesional, seperti NFL dan NBA, yang mengizinkan karyawan atau pemain bertaruh pada olahraga lain selama tidak melibatkan liga mereka sendiri.
Selain itu, NCAA juga berencana memperluas program edukasi integritas dan tanggung jawab dalam perjudian, agar mahasiswa memahami risiko yang terkait dengan taruhan, termasuk ketergantungan finansial dan manipulasi hasil pertandingan.
Kekhawatiran tentang Integritas dan Risiko Baru
Meski banyak pihak mendukung perubahan ini, sejumlah regulator dan akademisi memperingatkan risiko besar di balik liberalisasi kebijakan tersebut.
Beberapa pejabat negara bagian menekankan bahwa pembukaan akses taruhan untuk atlet muda dapat meningkatkan potensi match-fixing (pengaturan skor) dan tekanan dari pihak luar. Atlet perguruan tinggi, yang sering kali masih dalam masa pembentukan karakter dan belum mapan secara finansial, dapat menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan taruhan ilegal.
Profesor hukum olahraga di University of Michigan, Dr. Evan Wallace, berpendapat:
“Begitu kita membuka pintu taruhan bagi atlet mahasiswa, kita juga membuka celah bagi manipulasi dan penyalahgunaan. Integritas olahraga amatir akan sulit dipertahankan jika tidak ada sistem pengawasan yang kuat.”
Selain itu, banyak universitas khawatir tentang citra publik mereka, terutama di kalangan donor, orang tua, dan sponsor yang menilai olahraga perguruan tinggi sebagai wadah pembentukan karakter, bukan keuntungan finansial.
Menuju Kebijakan yang Lebih Realistis
Meskipun masih dalam tahap pembahasan, langkah NCAA untuk mempertimbangkan pelonggaran aturan ini menunjukkan perubahan pandangan yang lebih pragmatis.
NCAA tampaknya menyadari bahwa dunia taruhan olahraga kini tidak dapat diabaikan, terutama ketika media, liga profesional, dan bahkan pemerintah negara bagian telah menganggapnya sebagai sumber pendapatan sah.
Banyak analis percaya bahwa NCAA akan mengadopsi kebijakan baru pada tahun 2025 atau 2026, setelah melalui konsultasi dengan universitas anggota, ahli hukum, dan regulator negara bagian.
Kesimpulan
Jika larangan taruhan olahraga profesional bagi atlet perguruan tinggi benar-benar dicabut, itu akan menjadi salah satu perubahan kebijakan paling signifikan dalam sejarah NCAA.
Langkah ini bisa membuka peluang bagi pendekatan yang lebih modern dan adil, namun juga menimbulkan tantangan besar dalam menjaga integritas dan kepercayaan publik.
Pada akhirnya, NCAA berada di persimpangan antara tradisi dan realitas modern. Organisasi ini harus menemukan keseimbangan antara kebebasan individu dan tanggung jawab kolektif, memastikan bahwa perubahan aturan tidak mengorbankan nilai-nilai dasar olahraga perguruan tinggi — yaitu sportivitas, kejujuran, dan semangat kompetisi yang sehat.