Modal Kluivert Melahirkan Sumber Gol Garuda – Di luar harapan besar yang menggantung di pundak Patrick Kluivert untuk membawa tim nasional Indonesia menuju Piala Dunia 2026, ekspektasi juga menyelimuti legenda Barcelona itu untuk melahirkan penyerang tajam untuk skuad Garuda. Untuk itu, Kluivert memiliki sisil4d modal apik untuk membantu seorang penyerang mengalami periode terbaik dalam kariernya.
Bersama pelatih asa Korea Selatan, Shin Tae-yong, permainan dan prestasi timnas Indonesia membaik dibandingkan dengan era-era sebelumnya. Bahkan, Shin mengantarkan Indonesia mencapai titik balik untuk menempuh jalan sebagai kekuatan baru di Asia.
Terlepas hasil memuaskan di atas lapangan, Shin memiliki satu kekurangan untuk melahirkan penyerang tajam skuad Indonesia. Tidak ada pemain Indonesia yang mencetak dobel digit gol bersama Shin.
Witan Sulaeman adalah pemain dengan jumlah gol terbanyak di rezim Shin. Total sembilan gol dihasilkan pemain Persija Jakarta itu dari 45 pertandingan. Sahabat Witan, Egy Maulana Vikri, berada di peringkat kedua dengan torehan delapan gol.
Dari 95 pemain yang pernah diberi kesempatan bermain oleh Shin mengenakan seragam berlambang Garuda di dada, hanya delapan pemain yang bisa mencetak setidaknya lima gol. Selain Witan dan Egy, enam pemain lainnya adalah Dimas Drajad (6 gol), Ricky Kambuaya (5), Marselino Ferdinan (5), Dendy Sulistyawan (5), Evan Dimas (5), dan Ramadhan Sananta (5).
Buruknya ketajaman individu, terutama para penyerang, menjadi pekerjaan rumah yang wajib dibenahi oleh Kluivert bersama dua asistennya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Indonesia akan mendapat tambahan seorang pemain depan, yaitu Ole Romeny, untuk bertarung di sisa laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Selain dua pemain itu, Kluivert sudah memiliki Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen sebagai penyerang yang rutin menjadi andalan Shin. Bank data penyerang timnas Indonesia juga dilengkapi oleh sejumlah penyerang, seperti Jens Raven, Ramadhan Sananta, Hokky Caraka, Dimas Drajad, serta Saddil Ramdani.
Demi melanggengkan mimpi besar Indonesia menembus putaran final Piala Dunia 2026, Kluivert wajib membenahi ketajaman para penyerag Indonesia. Harapan agar Kluivert bisa membantu perbaikan performa pemain depan Garuda amat besar merujuk kariernya sebagai salah satu penyerang tengah terbaik di generasinya.
Kluivert menutup karier profesionalnya pada musim panas 2008 dengan koleksi 206 gol dari 479 pertandingan. Ia juga menghasilkan 40 gol melalui 79 cap untuk timnas Belanda.
Namun, bermain dan melatih adalah dua dimensi yang berbeda. Tidak semua penyerang hebat bisa melatih dengan baik.
Sepanjang karier kepelatihannya, Kluivert membuktikan bahwa dirinya mampu memoles para penyerang medioker hingga penuh masalah untuk mencatatkan rekor gol terbaik dalam karier mereka. Para pemain itu membela dua tim yang diasuh Kluivert sebagai pelatih kepala, yaitu Adana Demirspor di Liga Turki dan timnas Curacao.
Jinakkan pemain bermasalah
Meskipun hanya menjalani 20 gim selama 156 hari memimpin Adana Demirspor, Kluivert mampu menerbitkan kembali ketajaman dua penyerang dengan emosi yang meletup-letup, yakni M’Baye Niang dan Mario Balotelli. Kedua pemain itu tersisih dari liga top Eropa untuk berusaha mengembalikan potensi besar mereka.
Bersama Kluivert, Niang mencetak tujuh gol dari 18 pertandingan. Ia mencetak satu gol per 137 menit. Itu adalah performa terbaik Niang setelah mencetak 10 gol untuk Stade Rennais di Liga Perancis musim 2019-2020.
Performa bersama Kluivert itu membantu Niang kembali ke Liga Italia untuk membela Empoli pada paruh kedua musim 2023-2024. Niang sempat dianggap sebagai penyerang muda lulusan terbaik akademi AC Milan.
Tidak hanya Niang, Mario Balotelli juga mampu dijinakkan oleh Kluivert. Walaupun hanya berperan sebagai pelapis, Balotelli tetap mampu mencetak tiga gol dari lima penampilan.
Kluivert juga bisa mengeluarkan sisa-sisa kepiawaian Nani, penyerang sayap asal Portugal, yang datang ke Adana berusia 36 tahun. Nani mencetak dua gol dan menyumbang dua asis dalam 16 gim diasuh Kluivert.
Adapun pemain depan lokal Turki yang diorbitkan Kluivert di Adana adalah Yusuf Erdogan yang berposisi penyerang sayap. Enam gol dari 18 laga menjadi catatan terbaik Erdogan dalam satu paruh musim dalam kariernya.
Ia hanya membutuhkan 163 menit untuk mencetak sebuah gol di bawah asuhan Kluivert. Durasi itu sudah jauh lebih baik dari rerata satu gol per 443 menit yang dihasilkan Erdogan dalam karier profesionalnya.
Sementara itu, selama menangani Curacao yang hanya berjalan 14 gim dalam dua periode, Kluivert melahirkan dua andalan gol baru. Mereka adalah Felitciano Zschusschen dan Gino van Kessel.